Tulungagung, 5 Desember 2021 – Proyek mapping video di situs spesifik Candi Sanggrahan dengan tajuk ”Putar Layar Bunyi Pancar: Another Missing Light” merupakan proyek kolaborasi antara Rizqi Maulana (Sidoarjo) ilustrator dan peserta residensi BJIX di Gulung Tukar; Muchamad Riduwan (Tulungagung) praktisi multimedia; dan Eri Rama Putra (Yogyakarta) fotografer dan disk jockey. Candi Sanggrahan ini adalah salah satu situs peninggalan Kerajaan Majapahit di Tulungagung, di mana narasi yang terbangun lokasi ini menjadi tempat peristirahatan rombongan Majapahit yang hendak melakukan upacara perabuan jenazah Gayatri. Di bagian bawah candi Sanggarahan terdapat panel-panel relief yang mengilustrasikan hewan. Belum ada yang bisa menerjemahkan dengan pasti apakah ada alur dari tiap relief hewan itu, atau memang tidak ada alurnya. Mereka merespons hal tersebut, Rizqi membuat tafsiran imajiner dan eksplorasi melalui karakter relief yang ada dengan karakter visual artistiknya. Kemudian Riduwan mengolah komposisi visual tersebut dan menyajikannya dalam bentuk video motion untuk diproyeksikan ke Candi Sanggrahan. Terakhir Rama melengkapi visual yang ada dengan menyusun komposisi musik atau audionya.
Program “Putar Layar Bunyi Pancar #1 – Another Missing Light” adalah salah satu rangkaian Biennale Jatim IX 2021 yang tersebar di seluruh Kabupaten dan Kota di Jawa Timur termasuk Tulungagung. Tentu saja, keberadaan program ini tidak bisa dilihat sebagai entitas tunggal melainkan tergabung dan terhubung dengan penyelenggaraan acara lainnya yang terjadi secara terpisah lokasi dan waktu. Antara lain “Proyek Kelana: Sudut Pertama, Pancar Pencoba”; “Jejak Laku, Tidak Baku”; dan “Single Negative”. Rangkaian ini mencoba memecah praktik dan pola kerja yang biasa dilakukan Gulung Tukar dalam 2 tahun terakhir.
ENG
Tulungagung, December 5, 2021 – The video mapping project at the specific site of Sanggrahan Temple entitled “Putar Layar Bunyi Pancar: Another Missing Light” is a collaborative project between Rizqi Maulana (Sidoarjo) illustrator and BJIX residency participant at Gulung Tukar; Muchamad Riduwan (Tulungagung) multimedia practitioner; and Eri Rama Putra (Yogyakarta) photographer and disk jockey. Sanggrahan Temple is one of the relics of the Majapahit Kingdom in Tulungagung, where the narrative is that this location became a resting place for the Majapahit entourage who wanted to perform the Gayatri funeral ceremony. At the bottom of Sanggarahan temple are relief panels illustrating animals. No one has been able to translate with certainty whether there is a flow to each animal relief, or whether there is no flow. Responding to this, Rizqi made an imaginary interpretation and exploration through the character of the existing relief with its artistic visual character. Then Riduwan processed the visual composition and presented it in the form of a motion video to be projected onto Sanggrahan Temple. Finally, Rama completes the visuals by composing the music or audio composition.
The program “Putar Layar Bunyi Pancar #1 – Another Missing Light” is one of the series of Biennale Jatim IX 2021 spread across all regencies and cities in East Java including Tulungagung. Of course, the existence of this program cannot be seen as a single entity but is incorporated and connected with other events that occur separately in location and time. Among others, “Project Kelana: First Angle, Pancar Pencoba”; “Jejak Laku, Tidak Baku”; and “Single Negative”. This series tries to break up the usual practices and work patterns of Gulung Tukar in the last 2 years.